Tugas Praktikum Kimia Farmasi Analisis I
Nama : Tya Nur Salma Zafirah
NPM : 260110070069
Hari Praktikum : Selasa
1. Golongan Alkohol
a. Etanol
Efek Farmakologis
Etanol dan juga isopropanolol pada kadar 60-80% dalam air berkhasiat bakterisid dan fungisid kuat; bekerjanya cepat (efektif dalam 2 menit). Spektrum kerjanya meliputi kuman gram-positif dan gram-negatif, termasuk basil tbc, tetapi tidak efektif terhadap spora. Terhadap virus, misalnya hepatitis B dan enterovirus, dibutuhkan konsentrasi yang relatif lebih tinggi (80-90%) dan dalam lingkungan basa. Konsentrasi optimal untuk daya bakterisid adalah 70%, diatasnya menjadi kurang efektif karena persentase air terlalu sedikit untuk membasahkan kuman; hal ini membuatnya kurang peka bagi daya bakterisid etanol.
Disamping itu etanol juga memiliki daya kerja adstringen, oleh karenanya digunakan dalam lotion anti-keringat. Juga seringkali digunakan sebagai zat pembantu pada sediaan farmasi (Tjay, et. al., 2007).
Peranan di bidang farmasi
Sebagai pelarut, zat tambahan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979).
b. Gliserin
Efek Farmakologis
Gliserin digunakan sebagai sediaan rektal untuk segera mengosongkan usus besar. Secara rektal zat ini praktis tidak diserap, sedangkan daya kerjanya sudah tampak setelah 15-30 menit. Kadar yang tinggi dalam suppositoria dapat menimbulkan iritasi lokal (Tjay, et. al., 2007).
Peranan di bidang farmasi
Sebagai zat tambahan (FI III 1979 hal 271), bertindak sebagai humektan, mencegah krim dan salep dari kering, sebagai pemanis, agen emulsifying baik itu memiliki kemampuan untuk menjaga partikel larut dari campuran berseragam dispersi, mencegah presipitasi atau pengendapan partikel tak terpecahkan, bahan dalam larutan alkohol dan obat penyakit, obat batuk dan obat bius, seperti larutan gliserin-fenol, Pengobatan telinga dan media pembiakan bakteri, turunannya digunakan sebagai obat penenang, krim dan lotion untuk menjaga kehalusan dan kelembutan kulit, bahan dasar pembentukan pasta gigi, sehingga diperoleh kehalusan, viskositas dan kilauan yang diinginkan.
c. Mentol
Efek Farmakologis
Hasil penelitian farmakologi terhadap mentol menghasilkan sensasi dingin ketika kontak dengan membran mukosa (nostril, bibir dan kelopak mata) dan juga ketika ditelan. Suatu senyawa yang telah dikenal sebagai aditif, misalnya, dalam aroma makanan dan produk higienis oral. Hal ini dikarenakan mentol tersebut menghasilkan sensasi dingin pada mulut, dan juga karena memiliki rasa dan bau mint yang menyegarkan. Efek pendinginan mentol tersebut adalah karena aksi mentol pada ujung-ujung syaraf tubuh manusia yang mendeteksi rangsangan panas dan dingin. Khususnya, mentol dipercaya dapat mengaktifkan reseptor-reseptor dingin pada ujung-ujung syaraf. Akan tetapi, penggunaan mentol terbentur oleh bau mint yang sangat kuat dan relatif mudah menguap (bersifat volatil). Efek farmakologis lain sebagai astringent, antipiretik, carminative, antispasmodika, dapat mengobati ayan, karminatif, bronkitis, batuk, masuk angin, gangguan haid, radang lambung, diare, pusing, sesak napas, insomnia dan diaforetik.
Peranan di bidang farmasi
Senyawa-senyawa semacam ini memiliki aplikasi dalam berbagai bidang, khususnya pada produk higienis oral dan tubuh serta aroma makanan. Sebagai Bedak menthol anti-bakteri melindungi kulit :
- Mencegah dan menghilangkan iritasi kulit.
- Menghilangkan bau badan dan menyerap keringat
- Menyejukan dan menyegarkan.
- Membantu menghilangkan jerawat
- Melindungi dari bakteriapengganggu agar kulit tetap sehat, segar dan harum.
2. Golongan Fenol
a. Fenol
Efek Farmakologis
Dalam kadar 0,01-1%, fenol bersifat bakteriostatik. Larutan 1,6% bersifat bakterisid, yang dapat mengadakan koagulasi protein. Ikatan fenol dengan protein mudah lepas, sehingga fenol dapat berpenetrasi kedalam kulit utuh. Larutan 1,3% bersifat fungisid, berguna untuk sterilisasi eksreta dan alat kedokteran. Terhadap mukosa saluran cerna dan mulut, bahah ini bersifat kaustik dan korosif. Terhadap SSP menyebabkan eksitasi disusul depresi (Dept.Farmakologi dan Teurapeutik, 2008).
Peranan di bidang Farmasi
Fenol merupakan merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik yang kuat. Banyak obat lain yang mempunyai daya antiseptik yang lebih kuat(Tjay, et. al., 2007).
Dalam kadar 0,01-1% fenol bersifat bakteriostatis. Larutan 1,6% bersifat bakterisid, yang dapat mengadakan koagulasi protein. Ikatan fenol dengan protein mudah lepas, sehingga fenol dapat berpenetrasi ke dalam kulit utuh. Larutan 1,3% bersifat fungisid, berguna untuk sterilisasi ekskreta dan alat kedokteran(Tjay, et. al., 2007).
b. Nipagin (Metiloksibenzoat)
Efek farmakologis
Mekanisme kerja senyawa nipagin adalah dengan menghilangkan permebilitas membran sehingga isi sitoplasma keluar dan menghambat sistem transport elekrolit yang lebih efektif terhadap kapang dan khamir dibandingkan terhadap bakteri, serta lebih efektif menghambat bakteri Gram posistif dibandingkan dengan bakteri Gram negatif (7,8,15). Paraben terabsorbsi dalam saluran cerna di mana rantai esternya dihidrolisis dalam hati dan ginjal menghasilkan asam p-hidroksibenzoat yang diekskresi melalui urine sebagai asam p-hidroksihipurat, ester asam glukoronat atau sulfat. Pada beberapa orang menyebabkan efek alergi, terutama pada kulit dan mulut. Metilparaben (metil p-hidroksibenzoat, metil-4-hidroksibenzoat) disebut juga sebagai nipagin dapat dikonsumsi sampai 10 mg/kg bobot badan untuk setiap harinya, dengan LD50 secara oral dalam propilen glikol untuk tikus lebih dari 8000 mg/kg bobot badan. Batas maksimum penggunaan pada selai dan jeli dengan pemanis buatan sampai 1 g/kg (0,1 %) baik digunakan secara tunggal maupun berupa campuran dengan asam benzoat atau garamnya, atau dengan asam sorbat dan kalium sorbat (1,2,3,6).
Peranan di Bidang farmasi
1) Preservatif (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979).
2) Sebagai zat pengawet yang dirasa baik agar sediaan tidak menjadi tempat pertumbuhan bakteri.
c. Hidrokinon
Efek Farmakologis
Hidrokuinon merupakan demelanizing agent. Demelanizing agent adalah suatu zat untuk menyebabkan keadaan depigmentasi kulit. Hidrokuinon digunakan untuk mengurangi keadaan hiperpigmentasi kulit.
Mekanisme kerjanya adalah hambatan oksidasi enzimatik tirosin menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin sehingga akan menghambat biosintesis melanin. Hambatan yang diberikan oleh hidrokuinon sifatnya reversibel, sedangkan monobenzon hambatannya bersifat irreversibel.
Obat ini diindikasikan untuk pemutihan kulit (bleaching) pada keadaan hiperpigmentasi karena melasma, bintik berwarna gelap dimuka (freckles) atau bintik/bercak hitam karena paparan sinaran matahari (Dept.Farmakologi dan Teurapeutik, 2008).
Peranan dalam Bidang Farmasi
Dalam bidang farmasi, Hidrokuinon digunakan sebagai zat aktif dalam sediaan farmasi kosmetika. Hidrokuinon yang digunakan dalam jumlah terbatas.
d. Resorsinol
Efek Farmakologis
Sifat obat ini mirip fenol, berefek bakterisid dan fungisisd. Dalam klinik digunakan untuk mengobati infeksi jamur di kulit, eksem, psoriasis dan dermatitis seboroik. Resorsinol bersifat keratolitik dan iritan ringan (Dept.Farmakologi dan Teurapeutik, 2008).
Penerapan di bidang Farmasi
Secara eksternal dipakai sebagai suatu antiseptik dan disinfektan, dan digunakan 5 hingga 10% dalam salep dalam pengobatan penyakit kulit kronis, seperti psoriasis dan eksim dari sub-akut karakter. Resorcinol hadir dalam over-the-counter pengobatan jerawat topikal pada konsentrasi 2% atau kurang, dan dalam resep pengobatan pada konsentrasi yang lebih tinggi. Larutan resorcinol (25-35 g / kg) berguna dalam menghilangkan gatal-gatal eksim erythematous. Resorcinol dapat dimasukkan sebagai agen anti-ketombe di sampo atau kosmetik tabir surya. Senyawa ini juga telah digunakan dalam pengobatan ulkus lambung dalam dosis 125-250 mg dalam pil, dan sebagai analgesik dan haemostatic. Resorcinol adalah salah satu bahan aktif utama dalam produk seperti Resinol dan Vagisil.
Resorcinol juga digunakan sebagai perantara kimia untuk sintesis obat-obatan dan senyawa organik lainnya. Ini digunakan dalam produksi diazo pewarna dan plasticizers dan sebagai penyerap UV dalam resin. Sebuah penggunaan resorcinol muncul sebagai template supramolekul molekul dalam kimia. -OH pada resorcinol kelompok membentuk ikatan hidrogen molekul menargetkan menahan mereka dalam orientasi yang tepat untuk reaksi. Banyak reaksi-reaksi seperti yang dapat dilakukan dalam keadaan padat sehingga mengurangi atau menghilangkan penggunaan pelarut yang dapat membahayakan lingkungan.
Resorcinol adalah reagen untuk analisis kualitatif dari ketoses (Uji Seliwanoff).
Resorcinol bereaksi dengan formaldehida membentuk resin termoset, yang dapat membentuk dasar dari sebuah Aerogel.
3. Golongan asam karboksilat
a. Asam tartrat
Efek farmakologis
Asam tartrat adalah racun otot, yang bekerja dengan menghambat produksi asam malic, dan dalam dosis tinggi menyebabkan kelumpuhan dan kematian.
Penerapan di Bidang Farmasi
Asam tartrat digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan sebagai antioksidan dengan nomor E E334, tartrates aditif lain melayani sebagai antioksidan atau emulsifier. Asam tartrat memainkan peranan penting secara kimia, menurunkan pH fermentasi "harus" ke tingkat di mana banyak bakteri busuk yang tidak diinginkan tidak dapat hidup, dan bertindak sebagai pengawet setelah fermentasi. Dalam mulut, asam tartrat menyediakan beberapa kegetiran dalam anggur, walaupun sitrat dan asam malic juga memainkan peran.
b. Asetosal
Efek Farmakologis
Disamping khasiat analgetis dan antiradangnya (pada dosis tinggi), obat antinyeri tertua ini (Gerhardt, 1853-holfman, 1897) pada dosis rendah berkhasiat merintangi penggumpalan trombosit. Dewasa ini, asetosal adalah obat yang paling banyak digunakan dengan efek terbukti pada prevensi trombosis arteriil. Sejak akhir tahun 1980-an, asam ini mulai banyak digunakan untuk prevensi sekunder dari infark otak dan jantung. Keuntungannya banyak dibandingkan antikoagulansia untuk indikasi ini, antara lain kerjanya cepat sekali dan dosisnya lebih mudah diregulasi. Lagi pula pasien tidak perlu dimonitor waktu protrombin dalam darahnya. Terdapat pula beberapa indikasi bahwa asetosal, seperti NSAIDs lainnya, bersifat melindungi terhadap kanker usus besar.
Asetosal juga digunakan pada dosis rendah untuk gangguan kardiovaskular berikut:
- Prevensi sekunder dari TIA (Transit Ischaemic Attack), yakni kehilangan kesadaran selewat akibat gangguan sirkulasi di otak.
- Terapi angina pektoris instabil
- Pasca pembedahan bypass (Tjay, et. al., 2007).
Peranan dalam Bidang Farmasi
Metil salisilat(minyak wintergreen) hanya digunakan sebagai obat luar dalam bentuk salep atau linimen dan dimaksudkan sebagai counter irritant bagi kulit. Asam salisilat berbentuk bubuk digunakan sebagai keratolitik dengan dosis tergantung dari penyakit yang akan diobati.
c. Asam Benzoat
Efek Farmakologis
Asam ini dan ester hidroksinya dalam konsentrasi 0,1% berkhasiat fungisitas dan bakteriostatis lemah. Biasanya zat ini digunakan bersamaan dengan asam salisilat. Juga sebagai zat pengawet untuk bahan makanan, minuman (0,5-1 mg/ml) dan krem (1-5 mg/ml). Daya pengawet hanya efektif pada pH di bawah 5 (Tjay, et. al., 2007).
Peranan dalam Bidang Farmasi
Kombinasi asam benzoate dan asam slaisilat dalam perbandingan 2 :1 (biasanya 6% dan 3%) ini dikenal sebagai salep whitefield. Asam benzoate memberikan efek fungistatik sedangkan asam salisilat memberikan efek keratolitik(Tjay, et. al., 2007).
1 komentar:
wuaaahh,,teh Tya makasih bgt ya artikelny..
penting buat prakt.anfisko2 ni kkk~
Posting Komentar